Rabu, 28 Mei 2014

TEORI LATIHAN DAN DASAR BOLA VOLLEY

Berikut adalah menu Coaching Clinic yang di tulis oleh pelatih Putra Yuso Yogyakarta “ Sujarwo”. Pelatih yang keseharianya bekerja sebagai Dosen di FIK UNY  ini juga sudah mempunyai sertifikat Level Internasional I.

Berlatih dalam suatu cabang olahraga merupakan suatu upaya pengembangan kualitas baik, kualitas fisik, teknik, taktik maupun mental. Dalam olahraga bolavoli latihan merupakan salah satu faktor dominan penentu keberhasilan suatu tim dalam kompetisi. Kecil kemungkinan bahkan jarang sekali suatu tim yang bertanding akan memetik hasil kemenangan tanpa didasari latihan yang terprogram dan kontinyu. Beberapa pelatih meyakini, bahwa “proses latihan itu sama dengan hasil akhir”.
Pendapat tersebut bisa diartikan kualitas dan proses dari suatu latihan olahraga bisa dilihat dari hasil penampilan atau performance atlet atau tim dalam kejuaraan”, dengan kata lain apabila kualitas latihan kurang bagus, maka jangan berharap kualitas pertandingan bisa baik. Bentuk latihan yang baik salah satu contohnya yaitu, pada saat latihan hendaknya disesuaikan dengan suasana saat berkompetisi, demikian juga saat berkompetisi hendaknya atlet atau tim dikondisikan menyerupai kondisi latihan, sehingga adaptasi situasi wajib dilakukan oleh seorang pelatih. Berikut konsep tentang apa itu “latihan olahraga” menurut beberapa ahli:

1.    Program pengembangan atlet untuk bertanding berupa peningkatan keterampilan dan kapasitas energi (Bompa, 1999: 394).
2.    Proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khusus pada prinsip-prinsip pendidikan secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan (Hare, 1982).
3.    Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran atlet sesuai dengan cabang olahraga yang dipilih (Thomson, 1993: 61).

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa latihan olahraga merupakan suatu bentuk latihan dengan pendekatan ilmiah yang terukur, terencana secara sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas atau keterampilan guna kesiapan atlet atau tim dalam menghadapi suatu kompetisi. Pelatih bertanggung jawab penuh dengan program latihan yang direncanakan, dan hendaknya dalam penyusunan program latihan pelatih juga berkoordinasi dengan tim, diantaranya: asisten pelatih, trainer, masseur, dokter, atlet, dan juga ahli gizi. Beberapa pelatih dengan style atau gaya melatih yang dimilikinya sering memiliki perbedaan dalam proses latihannya, masih banyak pelatih yang menggunakan konsep latihan yang keras atau hard training, dengan konsep pelatih yang melatih dengan kualitas sebagai tolok ukurnya, masih adanya beda pendapat bahwa latihan keras itu pasti berkualitas, padahal belum tentu juga latihan yang keras itu bisa bermanfaat. Yang paling tepat adalah latihan sesuai dengan kebutuhan atlet atau tim itu yang lebih bisa masuk logika. Beberapa kendala yang dihadapi pada saat berlatih, diantaranya:

1.    Kondisi fisik yang tidak mendukung dari atlet (sakit atau cidera).
2.    Kondisi cuaca atau alam (hujan, bencana).
3.    Kondisi alat dan fasilitas yang kurang mendukung.
4.    Padatnya jadwal kompetisi.
5.    Kepentingan keluarga atau instansi, dll.
 


Beberapa kendala di atas harus mampu di manage oleh pelatih beserta tim, sebagai contohnya bagaimana seorang atlet yang sedang cidera, apakah masih harus latihan namun sesuai kemampuan, atau harus istirahat total. Kondisi alam atau cuaca yang kurang mendukung maka alternatif latihan apa yang bisa direncanakan oleh pelatih. Untuk masalah alat dan fasilitas yang kurang memadahi maka kreativitas pelatih dalam memodifikasi alat dan mengorganisir latihan sangat dituntut. Untuk kendala padatnya kompetisi yang digelar oleh instansi baik daerah maupun pusat, maka diupayakan menjalin komunikasi dengan pihak terkait baik Pengda atau PB sehingga, jadwal kompetisi bisa disesuaikan atau diatur dengan baik. Sedangkan untuk kepentingan keluarga atau instansi tempat sekolah atau bekerja, perlu adanya pemahaman dan pengertian baik dari atlet, pelatih, keluarga dan juga instansi terkait tentang urgensi latihan maupun kejuaraan yang akan dihadapi (perlu duduk bersama untuk mencari solusi terbaik). Sehingga sebenarnya tidak boleh ada latihan yang kosong atau libur dengan alasan yang kurang bisa masuk logika, karena paradigma yang ada saat ini bahwa atlet maupun pelatih sama-sama memiliki alibi untuk tidak latihan, sedangkan latihan hukumnya wajib untuk memperoleh hasil yang ingin dituju.

Demikian bahan Coacing Clinic pada minggu ini. Untuk kelanjutan Coacing Clinic tentang Dasar-dasar Teori latihan dan dasar-dasar latihan bolavoli akan di publish minggu depan.
“Selamat Berlatih”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar