Rabu, 28 Mei 2014

Teori Latihan Dan Dasar Latihan Bola Volley 2

Berikut adalah materi Coaching Clinic dari Pak Sujarwo, beliau adalah pelatih tim putra Yuso Gunadarma dengan sertifikat pelatih Level Internasional Level I sekaligus Dosen FIK UNY.

Dalam proses latihan hendaknya pelatih memperhatikan hal-hal penting atau prinsip-prinsip dalam latihan, dimana ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar dan perlu dipahami oleh pelatih, diantaranya:
1.    Perkembangan Multilateral.
2.    Partisipasi Aktif.
3.    Individual.
4.    Overload.
5.    Spesifikasi.
6.    Kembali Asal/pulih asal.
7.    Variasi.

Prinsip perkembangan multilateral dimana, fondasi dari suatu bangunan latihan yang bagus maka akan kokoh, begitu juga dengan pengoptimalan kemampuan multilateral bagi atlet khususnya pada usia 6 s.d 15 tahun akan membawa dampak yang signifikan nantinya pada keberhasilan gerak atau keluasan gerak yang dimiliki pada jenjang level atlet elit. Jika kemampuan multilateral seorang atlet kurang bagus, maka kendala untuk penguasaan teknik tinggi akan mengalami kendala. Untuk prinsip partisipasi aktif, disini menuntut kerjasama yang bagus antara usaha maksimal dari atlet dengan kerja keras pelatih, dengan latihan yang kontinyu. Prinsip individual intinya adalah masing-masing atlet merupakan individu yang berbeda-beda baik dilihat dari 
A.    Gen/keturunannya (sifat, mental dan emosi), 
B.    Umur perkembangan (biologis), 
C.    Umur latihan (tergantung masa latihan). Prinsip overload atau beban lebih, yaitu beban latihan hendaknya selalu meningkat, namun disesuaikan peningkatannya, melihat dengan perkembangan kemampuan atlet baik fisik, teknik maupun mental, dan yang paling penting jangan sampai terjadi over training.

Prinsip selanjutnya yaitu spesifikasi, dimana dalam prinsip ini pada usia tertentu maka sebaiknya atlet dikhususkan dengan cabang olahraga yang sesuai dengan kemampuan atau skill yang dimiliki, agar fokus. Prinsip kembali asal atau pulih asal, biasanya prinsip ini berlaku manakala atlet sudah tidak mau berlatih secara kontinyu lagi, atau terjadi vacum latihan, sehingga organ-organ tubuh dan kemampuan vasculer akan mengalami penurunan dan kembali seperti sediakala sebelum latihan. Prinsip terakhir yaitu variasi latihan, disini menuntut pelatih dan tim harus mampu mengkreasikan suatu latihan yang menarik bagi atlet, hal ini sangat penting agar atlet tidak bosan dengan pelatih. 

Suatu latihan hendaknya memiliki tujuan atau sasaran yang terukur dan jelas, berikut sasaran dalam latihan yang hendaknya bisa tercapai:
1.    Perkembangan fisik multilateral.
2.    Perkembangan fisik khusus.
3.    Faktor teknik.
4.    Faktor taktik.
5.    Aspek psikologi.
6.    Faktor kesehatan.
7.    Pencegahan cidera.

Sasaran latihan di atas merupakan sasaran latihan yang harus bisa diukur dan dicapai secara jelas dalam latihan. Banyak pelatih bagus dalam setiap cabang olahraga, namun masih sangat sedikit pelatih yang memiliki catatan latihan secara khusus tentang perkembangan dan juga hasil dari latihan yang sudah dilakukan. Hal tersebut juga menjadi kelemahan beberapa pelatih. Pencegahan cedera merupakan sasaran utama bagi pelatih, dimana sebagus apapun atlet, namun jika dia dirundung cedera yang berkepanjangan maka akan tidak berguna atau percuma latihan yang dilakukan tersebut. Sehingga pelatih mutlak harus mendesain bagaimana latihan yang save dan juga tetep berkualitas. Disini penulis hanya berbagi tentang konsep latihan, namun hal yang terpenting dalam latihan adalah “trial and error” dalam batas kewajaran pada suatu latihan itu harus berani dilakukan, jika kita tidak berani mencoba dan juga langsung praktek melatih di lapangan (hanya membaca teori) maka kemungkinan kecil kita dapat berhasil dalam melatih. Hal tersebut dilandasi dengan kondisi dan situasi di lapangan sangat heterogen, sehingga pengalaman pelatih dalam melatih sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan pengambilan keputusan yang diambil saat terjadi masalah di lapangan. 

Demikian materi Coaching Clinic dari Pak Sujarwo, semoga bisa bermanfaat dan semakin menambah ilmu tentang dunai kepelatihan.
“SELAMAT BERLATIH”

TEORI LATIHAN DAN DASAR BOLA VOLLEY

Berikut adalah menu Coaching Clinic yang di tulis oleh pelatih Putra Yuso Yogyakarta “ Sujarwo”. Pelatih yang keseharianya bekerja sebagai Dosen di FIK UNY  ini juga sudah mempunyai sertifikat Level Internasional I.

Berlatih dalam suatu cabang olahraga merupakan suatu upaya pengembangan kualitas baik, kualitas fisik, teknik, taktik maupun mental. Dalam olahraga bolavoli latihan merupakan salah satu faktor dominan penentu keberhasilan suatu tim dalam kompetisi. Kecil kemungkinan bahkan jarang sekali suatu tim yang bertanding akan memetik hasil kemenangan tanpa didasari latihan yang terprogram dan kontinyu. Beberapa pelatih meyakini, bahwa “proses latihan itu sama dengan hasil akhir”.
Pendapat tersebut bisa diartikan kualitas dan proses dari suatu latihan olahraga bisa dilihat dari hasil penampilan atau performance atlet atau tim dalam kejuaraan”, dengan kata lain apabila kualitas latihan kurang bagus, maka jangan berharap kualitas pertandingan bisa baik. Bentuk latihan yang baik salah satu contohnya yaitu, pada saat latihan hendaknya disesuaikan dengan suasana saat berkompetisi, demikian juga saat berkompetisi hendaknya atlet atau tim dikondisikan menyerupai kondisi latihan, sehingga adaptasi situasi wajib dilakukan oleh seorang pelatih. Berikut konsep tentang apa itu “latihan olahraga” menurut beberapa ahli:

1.    Program pengembangan atlet untuk bertanding berupa peningkatan keterampilan dan kapasitas energi (Bompa, 1999: 394).
2.    Proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khusus pada prinsip-prinsip pendidikan secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan (Hare, 1982).
3.    Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran atlet sesuai dengan cabang olahraga yang dipilih (Thomson, 1993: 61).

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa latihan olahraga merupakan suatu bentuk latihan dengan pendekatan ilmiah yang terukur, terencana secara sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas atau keterampilan guna kesiapan atlet atau tim dalam menghadapi suatu kompetisi. Pelatih bertanggung jawab penuh dengan program latihan yang direncanakan, dan hendaknya dalam penyusunan program latihan pelatih juga berkoordinasi dengan tim, diantaranya: asisten pelatih, trainer, masseur, dokter, atlet, dan juga ahli gizi. Beberapa pelatih dengan style atau gaya melatih yang dimilikinya sering memiliki perbedaan dalam proses latihannya, masih banyak pelatih yang menggunakan konsep latihan yang keras atau hard training, dengan konsep pelatih yang melatih dengan kualitas sebagai tolok ukurnya, masih adanya beda pendapat bahwa latihan keras itu pasti berkualitas, padahal belum tentu juga latihan yang keras itu bisa bermanfaat. Yang paling tepat adalah latihan sesuai dengan kebutuhan atlet atau tim itu yang lebih bisa masuk logika. Beberapa kendala yang dihadapi pada saat berlatih, diantaranya:

1.    Kondisi fisik yang tidak mendukung dari atlet (sakit atau cidera).
2.    Kondisi cuaca atau alam (hujan, bencana).
3.    Kondisi alat dan fasilitas yang kurang mendukung.
4.    Padatnya jadwal kompetisi.
5.    Kepentingan keluarga atau instansi, dll.
 


Beberapa kendala di atas harus mampu di manage oleh pelatih beserta tim, sebagai contohnya bagaimana seorang atlet yang sedang cidera, apakah masih harus latihan namun sesuai kemampuan, atau harus istirahat total. Kondisi alam atau cuaca yang kurang mendukung maka alternatif latihan apa yang bisa direncanakan oleh pelatih. Untuk masalah alat dan fasilitas yang kurang memadahi maka kreativitas pelatih dalam memodifikasi alat dan mengorganisir latihan sangat dituntut. Untuk kendala padatnya kompetisi yang digelar oleh instansi baik daerah maupun pusat, maka diupayakan menjalin komunikasi dengan pihak terkait baik Pengda atau PB sehingga, jadwal kompetisi bisa disesuaikan atau diatur dengan baik. Sedangkan untuk kepentingan keluarga atau instansi tempat sekolah atau bekerja, perlu adanya pemahaman dan pengertian baik dari atlet, pelatih, keluarga dan juga instansi terkait tentang urgensi latihan maupun kejuaraan yang akan dihadapi (perlu duduk bersama untuk mencari solusi terbaik). Sehingga sebenarnya tidak boleh ada latihan yang kosong atau libur dengan alasan yang kurang bisa masuk logika, karena paradigma yang ada saat ini bahwa atlet maupun pelatih sama-sama memiliki alibi untuk tidak latihan, sedangkan latihan hukumnya wajib untuk memperoleh hasil yang ingin dituju.

Demikian bahan Coacing Clinic pada minggu ini. Untuk kelanjutan Coacing Clinic tentang Dasar-dasar Teori latihan dan dasar-dasar latihan bolavoli akan di publish minggu depan.
“Selamat Berlatih”

FILOSOFI PELATIH BOLA VOLLEY (Lanjutan)

(Lanjutan......)
Berikut adalah materi lanjutan coaching clinik tentang Filosofi Pelatih Bolavoli dari Pak Sujarwo, selamat menyimak.
A. Kenali Diri Anda

Sebagai seorang pelatih bola voli kita butuh kejujuran, untuk  menyatakan bahwa kita memiliki kekurangan dan pasti kita memiliki kekurangan tersebut sebagai manusia biasa. Kekurangan yang kita miliki perlu kita sikapi dengan belajar lagi baik dengan peningkatan keilmuan maupun upgrade lisensi kepelatihan yang dimiliki. Selain kekurangan kita juga harus paham pada sisi apa kekuatan kita, dengan berfokus pada kekuatan kita maka akan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi cara melatih apa yang sesuai yang akan kita gunakan. Seorang pelatih pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik sebagai guru yang baik, motivator, akademisi, komunikator, atau mantan atlet. Sebagai seorang pelatih hendaknya kita memiliki kemampuan dinamis, easy going, memiliki kepekaan, terbuka dan frendly. Gunakan kemampuan atau kekuatan yang pasti dimiliki oleh tiap-tiap pelatih demi keuntungan anda. Memahami dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan kita sebagai pelatih membutuhkan waktu yang lama, dimana sisi yang diamati di antaranya adalah: moral, nilai-nilai, dan kepercayaan. Pelatih akan lebih baik jika mampu mengadaptasikan dan mentransferkan baik itu, moral, nilai-nilai dan juga kepercayaan yang diyakininya sehingga style atau gaya seorang pelatih tersebut bisa disampaikan kepada atlet yang dilatihnya. Hal ini bertujuan apabila kita ditanya apa yang anda latihkan kepada atlet dan kenapa anda menjadi pelatih, apa yang anda sampaikan dan transferkan kepada atlet, tujuan apa yang akan anda coba raih dalam proses latihan.

B. Memahami siapa yang dilatih, apa yang akan dilatihkan, dan tantangan yang akan dihadapi


Hal yang penting dalam melatih atau proses latihan adalah memahami konteks. Konteks latihan dalam hal ini adalah siapa atletnya (atlet pemula, junior atau senior), tujuan latihannya apa, dan tantangan yang akan dihadapi baik saat proses latihan maupun kompetisi nantinya. Pelatih harus paham betul usia atlet, jenis kelamin, dan juga level kemampuannya. Berapa waktu yang dimiliki oleh atlet dan juga pelatih dalam menyiapkan suatu kejuaraan atau untuk menentukan proses latihan. Seperti apa program pengembangan kemampuan bagi atlet yang kita rancang dan kita ukur sehingga kita bisa memprediksi pencapaian target latihan yang kita rencanakan. Tentu saja kita sebagai pelatih harus bekerjasama dan membutuhkan dukungan dari ahli-ahli bidang terkait, di antaranya: psikologi, nutrisi, dan bio mekanik. Dukungan lainnya juga sangat dibutuhkan yaitu dana, fasilitas, alat baik dalam proses latihan maupun kompetisi. Pelatih harus jelas menentukan tujuan jangka pendek, menengah atau panjang bagi atletnya. Pelatih harus memahami tantangan atau lawan yang akan dihadapi dalam kejuaraan nanti, jika dalam suatu tim punya tim khusus/monitoring (spy) bagi lawan-lawan yang akan dihadapi ini sangat membantu. Manfaatnya adalah kita bisa memahami betul peta kekuatan maupun kelemahan lawan-lawan yang akan kita hadapi, sehingga persiapan program khusus untuk menghadapi lawan yang berbeda-beda kemampuan dan karakteristiknya kita sudah tidak ada kendala lagi. Dengan bisa memahami kendala yang sering terjadi dalam penyiapan program  misalkan kekurangan dana, alat, fasilitas, hendaknya pelatih dapat mencari solusi yang terbaik, baik mencari sumber dana (donatur) atau bekerjasama dengan pihak terkait untuk bisa membantu dalam penyiapan atlet. Pelatih harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang tua atlet, karena sumber dana juga bisa kita gali salah satunya dari orang tua atlet. Namun perlu hati-hati jika meminta dana dari orang tua atlet, bukan berarti harus ada imbal baliknya, sehingga profesionalisme dan juga filosofi pelatih disini sangat memegang peran penting.

C. Memahami atlet anda, kepribadian, kemampuan, dan tujuan mereka berlatih olahraga

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan atlet dengan pelatih. Sebagai pelatih kita sebaiknya harus meluangkan waktu secara individu dengan atlet, untuk menggali informasi secara dalam tentang kepercayaan, nilai-nilai atau sifat-sifat dasar, tujuan dan mengapa mereka berkecimpung dalam proses latihan yang kita lakukan. Apabila sebagai pelatih kita tidak memiliki kemampuan tersebut maka akan banyak kendala, dan mungkin tujuan bagi atlet yang direncanakan tidak akan tercapai. Sebagai seorang pelatih kita merupakan contoh atau model yang memiliki pengaruh sangat besar bagi atlet. Hal yang paling sulit namun bisa dilakukan atau diperoleh dengan kesabaran adalah mencocokkan atau melinkkan filosofi seorang pelatih kepada atletnya, biasanya pelatih yang ndak mau mempelajari karakter atlet-atletnya maka akan kesulitan mendapatkan koneksi ini. Hal penting yang perlu dipahami adalah kekuatan dan kelemahan atlet kita, yaitu seberapa kemampuan atau skillnya. Kemudian dari data tersebut kita rancang dengan elegan bagaimana upaya peningkatan kemampuan yang akan dicapai.

Berdasarkan 3 hal di atas, upaya pengembangan filosofi kepelatihan yang kita miliki harus benar-benar kita perhatikan, hal ini sangat penting karena tidak sedikit pelatih-pelatih bola voli khususnya yang belum secara jelas paham tentang filosofi kepelatihannya, sehingga dampak yang bisa dilihat adalah paradigma di lapangan yaitu atlet memiliki prestasi yang bagus, namun sikap, moral dan kepribadian atlet sangat berkebalikan.

*************** AYOOOOO MELATIH ******************

Filosofi Pelatih Bolavoli

Berikut adalah materi coaching clinic untuk minggu ini, materi di tulis oleh Pak Sujarwo. Beliau adalah pelatih tim Pa Yuso dan seorang tenaga pengajar di FIK UNY Yogyakarta.
 
Pelatih merupakan seseorang yang secara ikhlas, penuh tanggungjawab dan mendedikasikan seluruh hidupnya bagi cabang olahraga yang ditekuninya. Melatih merupakan panggilan jiwa yang tidak semua orang memiliki kemampuan dalam melatih.
Mantan atlet sekalipun belum tentu bisa menjadi seorang pelatih yang baik. Latar belakang seorang pelatih sangat mempengaruhi kemampuan melatihnya, semakin pelatih tersebut memiliki pengalaman dalam olahraga tersebut dan juga didukung latar belakang akademisi maka semakin memperlancar tugas melatih yang dilakukannya.

Seorang pelatih yang baik dituntut mampu mejalani profesinya dengan tidak semata-mata bermodalkan dirinya sebagai bekas atlet, melainkan harus melengkapi dirinya dengan seperangkat kemampuan pendukung yang penting, diantaranya adalah kemampuan untuk mentransfer pengetahuan keolahragaannya kepada atletnya baik dari segi teknik, taktik, maupun mental.
Kemampuan untuk mengorganisir dinamika mental atlet juga merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan untuk dikuasai pelatih. Kemampuan tersebut ini akan terlihat dan teruji ketika dirinya menghadapi suasana kompetisi atau situasi latihan yang penuh dengan tekanan. Hanya pelatih yang memiliki filosofi yang kuat dan memilikikarakter yang kuat yang mampu mengatasi kendala-kendala yang ada dalam proses latihan atau kompetisi.

Filosofi atau cara pandang terhadap suatu tujuan, dalam hal ini pelatih masing-masing memiliki filosofi sendiri. Bahkan tidak sedikit pelatih jika ditanya tentang filosofi hidup atau filosofinya dalam melatih masih belum tahu. Sehingga penjiwaan dan pengejawantahan keilmuan dalam proses kepelatihannya menjadi tidak jelas, samar atau semu. Bisa anda cross check di lapangan, silahkan tanya apa filosofi anda dalam melatih? saya yakin mesti masih banyak yang tidak tahu apa itu filosofi.

Pada materi ini saya mencoba share tentang filosofi pelatih khususnya untuk pelatih bola voli. Menurut penulis bahwa pelatih bola voli hendaknya memiliki filosofi “atlet first, and winning second”, ini berarti bahwa seorang pelatih bola voli harus mengedepankan pembinaan atlet, baik secara fisik, kognitif, afektif, maupun psikomotor. Peningkatan kemampuan-kemampuan tersebut merupakan tolok ukur utama dari sebuah proses latihan. Setelah tercapai tujuan “atlet first”, kemudian baru “winning second”, yaitu kemenangan dalam suatu kompetisi atau kejuaraan merupakan prioritas berikutnya. Tidak sedikit juga pelatih mengutamakan kemenangan dibandingkan pembinaan atlet, sehingga berbagai cara digunakan demi mendapatkan juara. Seperti contoh: memalsukan data atlet, menyuap wasit, pengaturan skor, main gajah, dll.

Nilai penting kenapa filosofi pelatih ini sangat penting adalah dengan memahami filosofi, maka pelatih tahu bagaimana seharusnya dia melatih, dan tujuan yang ingin dicapai dengan langkah apa yang akan dilakukannya. Jika seorang pelatih sudah faham tentang filosofi, maka seorang pelatih akan dapat memiliki pegangan ketika menjalankan tugas profesionalnya.

Berikut 3 hal penting menurut (Reynolds, F: 2005) bagi seorang pelatih yang ingin mengembangkan filosofi kepelatihannya, yaitu:

1.    Kenali diri anda sendiri, kelebihan, kekurangan dan bagian diri anda yang perlu dibenahi,
2.    Memahami betul apa yang akan ditingkatkan atau dilatihkan,dan juga tantangan atau hambatan yang akan dihadapi,
3.    Memahami karakter atlet, kepribadian mereka, kemampuan, tujuan, dan mengapa mereka berada atau berlatih olahraga tersebut.

Untuk kelanjutan materi coaching clinik anda bisa menyimak di web site yuso minggu depan.Terimaksih “SELAMAT BERLATIH”